Pihak katering yang sedianya menyediakan beragam menu, pelayan, dan berbagai peralatan pendukung untuk para tamu tiba-tiba membatalkan rencana tersebut.
Tak ayal, batalnya katering itu membuat panik pasangan ini. Tak ada waktu lagi mencari katering pengganti karena mepetnya hari H tinggal dua hari.
Alhasil, dengan waktu yang terbatas, Rachel meminta toko ikan dan kentang untuk melayani makanan pada pesta pernikahan yang dihadiri 50 tamu undangan itu.
"Biaya yang kami keluarkan 120 Euro (Rp 1,78 juta). Kami rasa toko ikan dan kentang itu memberi kami porsi besar karena mereka ketiban rejeki," ujar wanita berusia 28 tahun itu dilansir dari Mirror. Selasa (11/8/2015).
Terkait batalnya katering melayani permintaan sajian makanan pernikahan, Rachel mendapat informasi tersebut melalui surat elektronik (email). Perusahaan itu mengaku kesulitan keuangan.
"Mereka mengatakan kondisi tersebut diluar kendali. Mereka kecewa dan saya benar-benar marah dengan kondisi ini," imbuhnya.
Dampak negatif lainnya pembatal pemesanan makanan di katering adalah, uang senilai 400 Euro ( Rp 5,96 juta) yang terlanjut disetorkan ke perusahaan tersebut belum dikembalikan ke pasangan ini.
Pengaruh lainnya kejadian itu adalah, Racheld dan Dareen terpaksa menunda bulan madu hingga tahun depan sembari menabung terlebih dahulu. (*)
"Mereka mengatakan kondisi tersebut diluar kendali. Mereka kecewa dan saya benar-benar marah dengan kondisi ini," imbuhnya.
Dampak negatif lainnya pembatal pemesanan makanan di katering adalah, uang senilai 400 Euro ( Rp 5,96 juta) yang terlanjut disetorkan ke perusahaan tersebut belum dikembalikan ke pasangan ini.
Pengaruh lainnya kejadian itu adalah, Racheld dan Dareen terpaksa menunda bulan madu hingga tahun depan sembari menabung terlebih dahulu. (*)
Tribun Bagaimana Menarikkan Article Pada Hari Ini . BLUE.Jangan Lupa Datang Lagi Untuk Membaca Article Yang lebih Menarik Pada Masa Akan Datang/
Posting Komentar