Narayana 734 - Seorang mantan guru yang kemudian beralih profesi menjadi komentator radio dan seorang lainnya guru les privat matematika dibui dan terancam hukuman 30 tahun penjara dengan tuduhan melakukan tindakan terorisme dan sabotase. Demikian dilansir AP, Senin (5/9/2011).
Guru privat bernama Gilberto Martinez Vera berusia 48 tahun dan masih tinggal dengan ibunya di negara bagian Veracruz di kota Boca del Rio membuat panik. Ia dituduh mengirimkan tweet di Twitterdengan dan membuat panik warga di kawasan tersebut yang isinya sebuah sekolah di negara bagian itu menyerang sekolah dan para orangtua diminta menyelamatkan anak mereka masing-masing.
Gilberto Martinez Vera |
Gerardo Buganza, sekretaris kementerian dalam negeri di Veracruz, membandingkan kepanikan itu seperti siaran radio Orson Welles pada tahun 1938 yang memberitakan The War of the Worlds yang isinya serangan manusia planet asal Mars di New Jersey.
Akibat tweet itu, terjadi 26 kecelakaan, orang-orang meninggalkan kendaraan di tengah jalan dan segera menuju sekolah untuk menyelamatkan anak mereka karena takut sekolah tersebut diserang. Orang kedua yang mendapat dakwaan melakukan serangan teroris adalah Maria de Jesus Bravo Pagola, komentator radio dan juga seorang guru di sebuah sekolah. Ia mengaku hanya me-retweet pesan itu ke para follower-nya di Twitter.
Tuduhan yang dijatuhkan kepada dua warga Meksiko ini merupakan tuduhan yang paling serius yang dijatuhkan terhadap pengguna Twitter.
Sejumlah kasus sebelumnya terkait Twitter pernah terjadi. Paul Chamber didenda 385 poundsterling dan harus membayar 3.225 untuk membayar kasusnya karena men-tweet akan meledakkan bandara Robin Hood Airport di utara Inggris jika pintu gerbang tak dibukakan untuknya.
Pihak otoritas Venezuela tahun lalu menjatuhkan hukuman ke dua warganya karena menyebarkan informasi palsu tentang sistem bank dan meminta orang-orang menarik uangnya. Hukuman penjara 11 tahun menanti jika mereka terbukti bersalah.
Di tahun 2009, seorang perempuan di China dipenjara setahun di kamp pekerja karena mengirimkan pesan satire tentang paviliun Jepang di Shanghai Expo.
Posting Komentar