Faturrochman (kiri) bertarung melawan pemain Australia di lanjutan penyisihan Grup B Piala AFC U-19 antara Indonesia vs Australia yang berakhir 0-1. Indonesia tersingkir. |
Gol Australia terjadi pada menit ke-65 melalui Sotrio yang berdiri bebas tidak terjaga di kotak pinalti. Indonesia, yang sebelum kebobolan mampu menciptakan peluang, sejak itu tidak mampu berbuat banyak.
Selain banyak melakukan kesalahan dalam penguasaan bola dan saat memberikan passing kepada rekannya, membiarkan Australia memiliki ruang gerak yang leluasa. Hal itu membuat Australia lebih menguasai jalannya pertandingan.
Padahal, pertandingan ini begitu diharapkan membalikkan keadaan. Dengan mengalahkan Australia, harapan ke perempat final kembali hidup setelah kalah 1-3 dari Uzbekistan. Namun, semua berakhir.
Ada sejumah peluang melalui Muchlis Hadining, Evan Dias, dan Paolo Sitanggang. Namun, semua sirna akibat akurasi yang lemah dan tidak adanya dukungan dari pemain lain saat melakukan penetrasi.
Indonesia kini menyisakan satu pertandingan melawan Uni Emirat Arab, Selasa (14/10/2014).
Kemenangan tidak banyak arti. Lantaran, dua kekalahan dan minus gol. Dalam wawancara di RCTI kapten tim Evan Dimas meminta maaf atas kegagalan ini.
"Inilah sepakbola, ada manis dan ada pahit. Kami mohon maaf karena tidak memberikan yang terbaik," ujarnya dengan berlinang air mata. "Kami tertekan dan gugup, sehingga kami tertekan," ujar Evan.
Indonesia, memang, memiliki rekor kurang baik menghadapi Australia. Dari dua pertemuan antar tim U-19 kedua negara, Australia saat ini unggul (menang sekali dan seri sekali). Bahkan Indonesia pada 5 November 2011 di Jakarta, kalah telak 1-4.
Bisnis Bagaimana Menarikkan Article Pada Hari Ini . BLUE.Jangan Lupa Datang Lagi Untuk Membaca Article Yang lebih Menarik Pada Masa Akan Datang/
Posting Komentar